Kuliah Umum Prodi AFI oleh Dr. Mehrdad Rakhshandeh: Inspirasi Profetik untuk Peradaban Islam

Dari kiri ke kanan: Dr. H. Robby Habiba Abror, S.Ag, Dr. Mehrdad Rakhshandeh bersama asisten penerjemah-tafsirnya
Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan Dr. Mehrdad Rakhshandeh (Atase Kebudayaan Republik Islam Iran di Jakarta) di Ruang Teatrikal Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (26/9/2019), pukul 09.00-11.30 WIB. Jabatan “Atase” merupakan tenaga ahli yang diperbantukan di Kedutaan untuk mengurus bidang tertentu sesuai keahliannya.
Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 200 mahasiswa/i, yang rupanya juga diikuti oleh peserta di luar Prodi AFI dan luar kampus UIN Sunan Kalijaga itu, berlangsung sukses. Acara dibuka langsung oleh Kaprodi AFI, Dr. H. Robby Habiba Abror, S.Ag, M.Hum yang menyampaikan terima kasih atas kesediaan Dr. Mehrdad Rakhshandeh hadir di acara kuliah umum bersama mahasiswa/i pada pagi hingga jelang siang waktu itu.
“Terima kasih, atas nama Prodi AFI, kami ucapkan kepada Dr. Mehrdad Rakhshandeh yang berkenan hadir untuk memberikan kuliah umum pada hari ini. Semoga bisa memberi inspirasi dan pengetahuan bagi mahasiswa/i Prodi AFI khususnya, institusi UIN Sunan Kalijaga, masyarakat luas pada umumnya”, tutur Pak Robby, pangilan akrabnya.
Baca juga: Fahruddin Faiz Pembicara Dosen Tamu di UIN Imam Bonjol Padang
Pada kesempatan itu, temanya tentang “Peran Strategis Pendidikan dan Religiusitas dalam Membangun Peradaban Baru Islam”. Dr. Mehrdad Rakhshandeh berbicara menggunakan bahasa Persia, diterjemah-tafsirkan oleh asistennya, mengemukakan perihal landasan filosofis kemajuan peradaban Islam berdasarkan pengalaman negaranya di Iran.
Menurut Dr. Mehrdad Rakhshandeh, kepemimpinan Nabi di bidang pendidikan dan religiusitas menjadi modal utama tumbuh berkembangnya peradaban Islam. Mengikuti pendapat Imam Khomeini, pemimpin Iran yang legendaris, Dr. Mehrdad Rakhshandeh mengatakan bahwa pengalaman yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. menjadi inspirasi profetik dalam sejarah kemajuan peradaban Islam di Iran hingga sekarang.
Namun demikian, sebagai sebuah inspirasi, apa yang terjadi di masa Nabi tidak kemudian “dicaplok” copy-paste begitu saja ke negara lain. Kemajuan peradaban Islam di masa Nabi diambil nilai-nilainya, sehingga menjadi spirit dalam memajukan sebuah bangsa.
“Upaya memajukan peradaban sebuah bangsa tidak dimaksudkan melakukan copy-paste dari peradaban lain, tetapi menjadikannya sebagai inspirasi, spirit, dan figur Nabi sebagai role model, tanpa harus meninggalkan identitas negara masing-masing”, ungkap Dr. Mehrdad Rakhshandeh.
Konsekuensi dari pemahaman tersebut, dalam bidang pendidikan, di Iran, diakuinya telah memiliki beberapa perguruan tinggi yang tidak kalah dengan di Barat. Stretagi yang dilakukan memajukan bidang ilmu agama dan ilmu umum sekaligus.
Pada contoh yang paling sederhana, di Iran lebih mengutamakan pengunaan teori-teori yang menjadi khazanah peradaban Islam, daripada mengambil teori-teori Barat.
“Bukan berarti kami mengingkari kemajuan Barat, tapi lebih usaha mensinergikannya dengan cara, jika kita sebagai umat Islam punya teori sendiri, mengapa harus ambil teori dari peradaban lain”, imbuh Dr. Mehrdad Rakhshandeh, menutup “orasi ilmiahnya”, yang disambut tepuk tangan meriah oleh peserta. (AU)